Jumat, 23 November 2012

Hadirnya Sang Bidadari

Ku tarik gas motorku pelahan disaat aku melewati suatu rumah yang telah terpasang tenda diterasnya, melihat jumlah unit tenda itu, tergambar dalam pikiranku jumlah tamu yang akan hadir dan betapa meriahnya acara yang akan berlangsung, dan tak salah lagi, ini adalah suatu acara pesta pernikahan." Oh my God, berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk pesta ini, dan berapa tahun aku harus mengumpulkan uang untuk mengadakan pesta seperti ini?" jeritku dalam hati, dan tak terasa menetes air mataku menyadari ketidak berdayaanku. Umurku yang telah kepala tiga semakin membuat hatiku merasa nelongso, sudah setua ini aku masih sendiri, semua teman sudah pada menikah dan memiliki keturunan, anak-anak didikku disaat aku mengajar syarofal 'anam dikampungku sudah menikah mendahului aku, betapa pedih hatiku memikirkan nasibku, kadang aku malu untuk menghadiri undangan pernikahan dikampungku karena mata orang-orang seakan mengolok-olokku. Kisah cintaku selalu berakhir dikarenakan terbentur masalah keuangan, "yaaah beginilah mungkin nasibku" kucoba untuk menguatkan hatiku dan menghibur diriku sendiri.
" Syekh..kapan ente menikah?" itulah pertanyaan teman - temanku.
" nggak taulah syekh, mungkin ba'din" jawabku.
Aku dan teman sesama kuliah saling memanggil dengan sebutan syekh yang artinya pak, kebetulan aku lulusan ma'had jurusan bahasa Arab.
" Syekh,kalau ente tunda - tunda, nanti keinginan ente buat menikah akan hilang." kata temanku itu.
aku hanya smile manis dan mengalihkan topik pembicaraan kami.
Ternyata apa yang dikatakan oleh temanku itu benar, hatiku mulai beku dan sudah hilang keinginan kuatku buat menikah, tapi untungnya keinginan itu masih ada walaupun hanya sedikit, lebih kurang 20 % lah,untunglah masih ada keinginan,karena hadist Rosulallah" barang siapa yang tidak ada keinginan buat menikah maka dia bukan umatku", dan setiap uang gaji yang aku dapatkan, aku gunakan buat makan - makan, beli Playstation, beli DVD, pokoknya aku belikan permainan dan hal yang dapat mengisi hatiku yang galau dan juga mungkin sudah hampir stress dan putus asa, namun hanya putus asa masalah jodoh loh, atau bisa juga aku sudah mencapai tahap tawakkal tingkat akhir...hehehehe.
Hingga pada suatu hari suatu kabar yang membingungkan dan mendebarkan hatiku sampai kepadaku, sahabat ibuku mencomblangi aku dengan seorang gadis...(betapa besar pahala makcomblang kata ustadz maulana)...gadis itu baik, solehah, sederhana, terpelajar dan juga pintar, apalagi bahasa Jepangnya nerocos hehehehe..
"kira - kira dia mau nggak ya sama aku?" pertanyaan itu menggelayut didalam benakku.
"aku jalani sajalah lagian umurku sudah semakin tua, masa aku bujangan terus, aku juga ingin menikah." ucapku dalam hati, entah mengapa disaat itu hatiku merasakan kesepian dan sadar bahwa memang sudah saatnya aku mengakhiri masa lajang ini.
Awalnya kami hanya berkenalan lewat sms saja, dan aku pun belum tahu bagaimana sih orangnya, namun aku yakin bahwa dia orang yang baik dan juga pasti cantik
"nggak mungkinlah ibuku tidak bisa memilihkan gadis yang cantik buat ku." yakinku.
Akhirnya kami bertemu dan aku merasa bahwa aku menyukainya dan ingin sekali ia menjadi teman hidupku sampai ajalku, dan aku ingat akan do'aku dahulu..."Yaa Allah...aku mendengar ucapan guruku, barang siapa azan menyeru orang tuk sholat,maka Allah akan menciptakan seorang bidadari untuknya, aku sudah azan berkali-kali yaa Allah...sudah tak terhitung lagi berapa kali aku azan...oleh karena itu aku mohon padamu yaa Allah..turunkanlah buatku satu saja bidadarimu kedunia ini untuk mendampingiku hidup di alam fana ini..." itulah do'a yang dulu pernah aku panjatkan dan sepertinya Allah telah mengabulkan do'a itu, Allah telah menurunkan bidadarinya untukku...do'akan kami segera menikah...Aamin Yaa Robbal 'Aalamiin.

ba'din= nanti